بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد:
Hukum bagi si penyewa sesuatu, kemudian menyewakannya lagi kepada orang lain.
CONTOHNYA:
Menyewa rumah untuk tempat tinggal. Bolehkah di sewakan lagi ke orang lain dengan harga yang sama atau lebih ?
Dibolehkan bagi orang yang menyewa rumah atau sesuatu yang lain untuk menyewakannya atau sebagiannya kepada orang lain, dengan harga sewa yang sama dengan yang ia sewakan, atau lebih atau kurang ; karena dengan menyewa rumah tsb, maka dia berhak memiliki manfaatnya dan keuntungannya.
Bagi si penyewa berhak untuk menghibahkan manfaatnya atau menyewakannya lagi atau lainnya, asalkan si penyewa kedua sama dengan si penyewa pertama dalam hal menggunakan dan memanfaatkan rumah tsb atau kurang dari itu.
Dengan demikian jika si penyewa pertama menyewanya untuk tempat tinggal, mak dia tidak berhak menyewakannya kepada orang lain untuk dijadikan pabrik dan sejenisnya.
Ini adalah Madzhab Jumhur Fuqohaa’.
JAWABAN:
Dibolehkan bagi orang yang menyewa rumah atau sesuatu yang lain untuk menyewakannya atau sebagiannya kepada orang lain, dengan harga sewa yang sama dengan yang ia sewakan, atau lebih atau kurang ; karena dengan menyewa rumah tsb, maka dia berhak memiliki manfaatnya dan keuntungannya.
Bagi si penyewa berhak untuk menghibahkan manfaatnya atau menyewakannya lagi atau lainnya, asalkan si penyewa kedua sama dengan si penyewa pertama dalam hal menggunakan dan memanfaatkan rumah tsb atau kurang dari itu.
Dengan demikian jika si penyewa pertama menyewanya untuk tempat tinggal, mak dia tidak berhak menyewakannya kepada orang lain untuk dijadikan pabrik dan sejenisnya.
Ini adalah Madzhab Jumhur Fuqohaa’.
Ibnu Qudamah berkata:
"ويجوز للمستأجر أن يُؤْجر العين المستأجرة إذا قبضها. نص عليه أحمد. وهو قول الشافعي وأصحاب الرأي. ولا تجوز إجارته إلا لمن يقوم مقامه, أو دونه في الضرر".
“ Penyewa boleh menyewakan barang yang dia sewa jika dia telah menerimanya, ini adalah nash Imam Ahmad. Dan Ini adalah pendapat Imam Syafi'i dan para ulama ahlur Ro’yi (madzhab Hanafi).
Tidak boleh menyewakannya kecuali kepada orang yang sama dalam penggunaanya, atau yang resikonya lebih rendah darinya “.
Lalu Ibnu Quddamah berkata lagi:
"ويجوز للمستأجر إجارة العين, بمثل الأجر وزيادة. نص عليه أحمد. وبه قال الشافعي" انتهى
“Penyewa boleh menyewakan barang dengan harga sewa yang sama dan lebih. Ini adalah nash Imam Ahmad. dan ini adalah perkataan Imam Syafi’ii “.(selesai). [Baca “المغني” 8/5456]
Para Ulama al-Lajnah ad-Daaimah lil-ifta berkata:
إذا استأجر إنسانٌ بيتاً ، أو شقةً ، أو معرضاً – مثلاً – مدة ، وبقي له منها زمن: جاز له أن يؤجرها لمثله بقية تلك المدة بقليل ، أو كثير ، دون غبن "
Jika seseorang menyewa rumah, apartemen, atau ruang pameran - misalnya - untuk suatu jangka waktu, dan ada waktu tersisa baginya, maka ia boleh menyewakannya untuk sisa jangka waktu itu, dengan harga sedikit atau banyak, tanpa ada nya غُبْنٌ (sangat berlebihan melampaui harga pasar).
[Mereka adalah: Sheikh Abdul Aziz bin Baaz, Sheikh Abdul Aziz Al Sheikh, Sheikh Abdullah bin Ghadian, Sheikh Saleh Al-Fawzan, Sheikh Bakr Abu Zaid]
Dan Syekh Saleh bin Fawzan Al-Fawzan berkata:
"إذا استأجر الإنسان محلاً مدة معلومة: فله أن يسْكُنه تلك المدة ، وأن يؤجِّره لغيره ممن هو مثله في الاستعمال ، أو أقل منه ؛ أي: أن له أن يستغل منفعة المحل بنفسه ، وبوكيله " انتهى
“Jika seseorang menyewa tempat untuk jangka waktu yang diketahui, maka baginya berhak untuk tinggal di dalamnya selama jangka waktu itu. dan untuk menyewakannya kepada orang lain yang sama kegunaannya dengan dia, atau kurang dari itu; yaitu, dia dapat memanfaatkan keuntungan toko itu sendiri dan melalui perwakilannya”. (Baca: “المنتقى من فتاوى الفوزان” 3/221, no. 336).
والله أعلم
0 Komentar